Selasa, 31 Maret 2009

SISTEM SYARAF


 Berperan dalam proses kognitif, perilaku ( behavior ),volunter- involunter
 Integrasi semua sistem tubuh
 Sistem syaraf pusat (otak, medula spinalis ) :
- menerima stimulus sensoris dari lingkungan
- melalui fungsi adaptif, mempertahankan fungsi tubuh, mengendalikan perilaku dan proses volunter, mengendalikan proses bawah sadar dan involunter
 penilaian neurologik :
observasi ada tidaknya fungsi otak yang abnormal, fungsi syaraf otak, fungsi serebelum, fungsi motoris dan sensoris serta refleks.


SISTEM SYARAF DAN RIWAYAT GANGGUAN SISTEM SYARAF
 Rasa sakit : neuritis, terjepit
 daerah nyeri, faktor pencetus, faktor memperberat, tempat pencetus
 Parasthesia, perasaan abnormal
 Sakit kepala : infeksi, tumor, stroke
 Perubahan kesadaran : koma
 Serangan epilepsi- grand mal - petit mal - psikomotor
 Gangguan mental
 Kelemahan, hemiparesis
 CVA, TIA
 Vertigo
 Fasciculasi

PEMERIKSAAN SYARAF
1. Fungsi intelektual: korteks cerebri
2. Syaraf otak : syaraf I - XII
3. Refleks : fisiologis, patologis
4. Fungsi motorik
5. Fungsi sensoris
6. Fungsi cerebellum


PEMERIKSAAN SISTEM MOTORIK
 Lima (5) komponen : korteks, tr.kortikospinal, extrapiramidal, cerebelum, lower motor neuron
 Perhatikan : massa otot, atropi, gerakan volunter, involunter, koordinasi
 Tes :
- kekuatan otot fleksor, ekstensor, abduktor, adduktor,
- keseimbangan dan langkah : pasien disuruh berjalan pada ujung jari kaki, pada tumit, tumit - jari kaki ----> amati postural, keseimbangan, gerakan lengan dan kaki : pasien tegak, langkah kaki dengan ayunan tangan
- fungsi motoris dan koordinasi : ibu jari pertemukan dengan jari-jari, menepuk paha dengan tangan, menghentakkan kaki ke lantai: ----> normal : gerakan terkoordinasi
 perhatikan gerakan : fasikulasi, tremor, rigiditas, athetosis, chorea

PEMERIKSAAN SISTEM SENSORI
 identifikasi berbagai stimulus sensoris
 persepsi sensoris diperiksa dengan respon pasien terhadap :
- nyeri, raba ringan, raba getar
 mata tertutup, benda tajam, benda lunak secara acak disentuhkan pada ekstremitas atas - bawah :
- mulai distal : tangan, lengan, kaki, paha ke proksimal (tubuh )
- pasien harus bisa membedakan rasa nyeri dan raba
 cara sama memakai garpu geta, untuk rasa getar, dengan meletakkan pada tonjolan tulang
- abnormal : tak mampu merasakan nyeri atau raba, tak dapat melokalisasi sentuhan, dan tak ada rasa getar

FUNGSI CEREBRI
 pemeriksaan melalui observasi perilaku pasien ( dengan wawancara, penilaian status mental, daya ingat, emosi, kognitif, perilaku )
 fungsi intelektual korteks cerebri : orientasi, daya ingat, perhatian, perhitungan, fungsi bahasa
 istilah
- Agnosia : tak mampu mengindera benda melalui indera khusus
a. visual ----> melihat, tidak dapat mengartikan
a. auditorus
a. taktil
- Apraxia : sulit melakukan perbuatan bertujuan
- Afasia : kekurangan dalam fungsi berbahasa lisan, tulis, dan ingatan

PEMERIKSAAN SYARAF OTAK
 Tidak rutin, bila ada dugaan
 SO olfaktory (1) : bau ringan;
- tes ke-dua lubang hidung dengan 2 atau 3 bahan cair yang berbau
kopi, vanili,permen
- tutup mata, tutup satu lubang hidung, tarik nafas untuk identifikasi,
ganti lubang satunya
Normal : bilateral sama
Abnormal : tak dapat identifikasi atau tak dapat membau

 SO optic (II) : penglihatan / vision
- pemeriksaan ketajaman penglihatan ( kartu Snellen ) dan
- lapangan pandang

 SO oculomotor (III), trochlear (IV), abducens (VI) :
Fungsi otot ekstra okuler, pupil : ukuran, respon cahaya, akomodasi, membuka palpebra atas Normal : pupil bulat, sama besar, respon pipil +, gerakan kelopak mata,gerakan pararel,
Abnormal : posisi asimetris, sebagian mata tak tertutup palpebrae, lesi, edema, gerakan abnormal,tak dapat mengikuti lapangan pandang

 SO trigeminal (V) : syaraf sensoris dan motoris ----> sensasi di tiga daerah,menggerakkan rahang, refleks kornea
- fungsi motoris : observasi rahang miring ke satu sisi, suruh mengencangkan otot masseter, palpasi
- syaraf sensoris : membedakan nyeri, raba dan tekan, suruh tutup mata, tes dngan jarum / klip, kapas : tanyakan rasanya
Normal : dapat merasakan nyeri, tekan, raba ringan, pada muka dan leher
Abnormal : rasa kurang / tak ada, uni/bilateral

 SO facial (VII) : fungsi sensoris - motoris : inervasi otot muka, taste (kecap) 2/3 depan lidah
- Evaluasi motoris: ekspresi; angkat alis, senyum, tunjukkan gigi, gelembungkan pipi (meniup)
normal : simetris
- Evaluasi rasa kecap : sejumlah cairan gula, garam, lemon, pada 2/3 depan lidah; mata tutup,suruh julurkan lidah
Normal : bisa membedakan rasa-rasa tersebut
Abnormal : identifikasi salah atau tak ada rasa-rasa tersebut

 SO acoustik (VIII) : syaraf sensoris, untuk mendengarkan
Tes Weber ,Rine
Normal : dapat mendengarkan bilateral
Abnormal : tak dapat mendengarkan unilateral/bilateral

 SO glossopharyngeal (IX) : syaraf sensoris-motoris
- pergerakan lidah, menelan, rasa kecap lidah 1/3 posterior
- fungsi motoris di tes bersama syaraf vagus (X)
- fungsi sensoris di tes bersama syaraf facial (VII)
Normal : dapat mengidentifikasi rasa kecap dengan benar, ada refleks muntah, dapat menggerakkan lidah

 SO vagus (X) : syaraf motoris
- pasien disuruh membuka mulut dan mengucapkan " ah", observasi gerakan palatum molle,
Normal : uvula di garis tengah, naik simetris
- mengetahui refleks menelan dengan menyuruh pasien menelan air

 SO spinal accessory (XI) :
- syaraf motoris mengendalikan pergerakan kepala dan bahu
- minta pasien mengangkat pundak ke atas, dan memutar leher melawan tahanan tangan kita
Normal : pergerakan pundak dan kepala bilateral

 SO hypoglossal (XII) :
- syaraf motorik pergerakan dan kekuatan lidah
- minta pasien menjulurkan lidah, dan mendorong ke luar pipi
Normal : lidah yang menjulur simetris, dan pipi menggelembung
Abnormal : lidah asimetris, lembek, lemah, tremor,kehilangan kekuatan

PEMERIKSAAN SYARAF OTAK
 tidak rutin, bila ada dugaan
 SO ------>
1 : bau ringan
2 :ketajaman penglihatan(Snellen card)lapangan penglihatan
3,4,6 : fungsi otot extra okuler - relex pupil
5 : sensasi di 3 daerah muka,menggerakkan rahang, reflex
kornea
7 : mengerutkan dahi, mengangkat alis
8 : tes Weber, Rine
9,10 : gangguan refleks, tonasi suara
11 : mengangkat bahu
12 : gerakan lidah

PEMERIKSAAN REFLEK
 Busur involunter: reseptor regang aferent, sinaps spinal, serabut motorik eferent, modifikator : medula spinalis
 Reflek bicep : lengan fleksi pada siku, telapak tangan menghadap ke bawah,letakkan ibu jari tangan kita pada biceps, ketuk dengan refleks hammer; perhatikan fleksi siku,rasakan kontraksi biceps
 Reflek tricep : lengan fleksi sendi siku,posisi menyilang dada,ketuk tendon triceps di atas siku; observasi kontraksi triceps,dan ekstensi siku
 Reflek patella / lutut : pasien duduk atau baring,dengan dibantu,posisi fleksi sendi lutut, ketuk tendon patella di bawah patella, observasi kontraksi quadriceps dan ekstensi lutut
 Reflek achilles / ankle : kaki fleksi sendi lutut,dorsifleksi pergelangan kaki, ketuk tendon achilles, observasi fleksi plantar

PEMERIKSAAN REFLEK
 Grading refleks :
4+ : sangat menyentak, hiperaktif,sering menunjukkan penyakit, sering disertai klonus ( osilasi ritmis antara fleksi dan ekstensi )
3+ : lebih menyentak dari yang biasa, ada kemungkinan menunjukkan adanya penyakit
2+ : rata - rata normal
1+ : berkurang, normal rendah
0 : tak ada respon

TANDA BABINSKI
 Pada penyakit traktus kortikospinal
 Gores plantar pedis : dari lateral  medial

REFLEK HOFFMAN
 Angkat tangan pada jari tengah, jari-jari lain tergantung bebas
 Jentikkanlah kuku jari tengah
 (+) aposisi ibu jari dan telunjuk

PEMERIKSAAN SYARAF
 Perkusi - nyeri tekan
 Pemeriksaan fungsi
Rentang gerakan : membungkuk, ekstensi, ke lateral, rotasi
 Reflek patella , achilles
 Nyeri punggung  5 test :
1. Tes mengangkat tungkai lurus
- nyeri iskiadikus : 40-60"
- nyeri sakro -iliaka : elevasi penuh
2. Tes gangguan sendi sakro-iliaka
- satu tangan pada sendi
- tangan lain : lutut  gerak ke kontra lateral
3. Tes membedakan nyeri vertebra
- lutut pada dada posisi fetal
 dorong lutut ke dinding dada
 sendi lumbosakral nyeri oleh karena teregang
4. Menyilangkan lengan di dada
sit up
otot m. rectus lemah diketahui

5. posisi tiarap
angkat paha  hiperekstensi
nyeri : HNP
sakroiliitis
sprain lumbosakral

PEMERIKSAAN REFLEK
 Dibandingkan kanan - kiri
 Kualitas
 Reflek tendon
Biceps : Cervical 5-6
Triceps : ---"--- 6,7,8
Patella : Lumbal 2,3,4
Achilles : Sakral 1,2
 Hiperrefleks, klonus ----> hilang kendali tr. Kortikospinal
 Reflek superfisial
R. Abdominal
 Reflek Kremaster
R. perianal  kauda equina





FUNGSI CEREBELUM
 Serebelum : fungsi koordinasi , keseimbangan
 Gangguan satu sisi  ekstremitas superior - inferior
 Observasi
1. Ataksia serebelar  kaki lebar
2. Jatuh pada satu sisi berulang
3. Tremor serebelum  intention : gerakan kasar, menyimpang
4. Berjalan melintasi ruang : tumit di depan jari kaki
 Nigtasmus
 Tes Rhomberg : kaki rapat mata buka tutup
 Gerakan berselang - seling cepat
 Jari  hidung
 Tumit  lutut  tulang kering
 Pronasi - supinasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar