Kamis, 24 Juni 2010

LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

A. MASALAH UTAM A

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

B. Proses Terjadinya masalah

1. Pengertian dan tanda gejala

Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadinya pada saat kesadaran individu itu penuh/baik (Stuart dan Suddenn, 1998).

Halusinasi adalah berhubungan dengan alat sensorik spesifik (sebagai contohnya halusinasi dengar, lihat, raba, cium dan kecap), yang harus diidentifikasi dengan jelas lama keadaan dan interprestasi kepentingan halusinasi adalah jelas (Dr. Wijaya Kusuma, 1997).

Tanda dan gejala :

a) Bicara, senyum dan tertawa sendiri

b) Menarik diri dan menghindar dari orang lain

c) Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata

d) Tidak dapat memusatkan perhatian

e) Curiga, bermusuhan, merusaK (diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya), takut

f) Ekspresi muka tegang mudah tersinggung

2. Penyebab masalah utama dan mekanisme

a) Faktor predisposisi

1) Biologis

Abnormalitas otak yang menyebabkan respons neurobiologist yang maladaptif yang baru mulai dipahami. Ini termasuk hal-hal berikut :

- Terdapat lesi pada area frontal, temporal dan limbic paling berhubungan dengan perilaku psikotik

- Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizoprenia. Hasil penelitian menunjukan hal-hal berikut :

(a) Dopamin neurotransmitter yang berlebihan

(b) Ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmitter

(c) Masalah-masalah pada sistem ressptor dopamin

2) Psikologis

Pada teori psikodinamika untuk terjadinya respons neurobiologik yang maladaptif belum didukung oleh peneliti. Teori psikologik terdahulu menyalahkan keluarga sebagai penyebab gangguan halusinasi.

3) Sosio-kultural

Pada sosiokultural yang banyak menunjang terjadinya skizoprenia dan gangguan psikotik adalah stress yang menumpuk tetapi hal ini tidak menjadi penyebab utama gangguan.

b) Faktor presipitasi

1) Biologis

Stressor biologis yang berhubungan dengan respons neurobiologist yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.

2) Stress lingkungan

Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi dengan stress lingkungan untuk menentukan terjadinya perilaku.

3) Pemicu gejala

Pemicu yang biasanya terdapat pada respons neurobiologist yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan perilaku individu.

c) Mekanisme koping

1) Adaptif

- Pemahaman terhadap pengaruh gangguan otak pada perilaku

- Kekuatan dapat meliputi seperti modal inteligensia atau kreativitas yang tinggi

- Dukungan keluarga

- Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respons neurobiologik termasuk :

(1) Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk menanggulangi ansietas

(2) Proyeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi

(3) Menarik diri

d) Rentang respon

Rentang respons neurobiologist

Respons adaptif respons maladaptif

Pikiran logis

pikiran kadang menyimpang

kelainan pikiran

Persepsi akurat

ilusi

Halusinasi

Emosi konsisten Dengan pengalaman

reaksi emosional berlebihan/kurang

Ketidakmampuan untuk mengalami emosi

Perilaku sesuai hubungan sosial

Perilaku ganjil atau tak lazim, menarik diri

Ketidakteraturan, isolasi sosial

3. Akibat dari masalah utama

Pasien yang mengalami perubahan persepsi sensori : halusinasi dapat beresiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai atau membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

Tanda dan gejala :

Memperlihatkan permusuhan, mendekati orang lain dengan ancaman, memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai, menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan mempunyai rencana untuk melukai.

C. POHON MASALAH

Resiko Mencederai Diri, Orang Lain Dan Lingkungan

Perubahan Sensori Perceptual : Halusinasi

Isolasi Sosial : Menarik Diri

D. MASALAH KEPERAWATAN (DATA YANG PERLU DIKAJI)

1. Masalah keperawatan

a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi

c. Isolasi sosial : menarik diri

2. Data yang perlu dikaji

a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Data subjektif :

Pasien mengatakan marah dan jengkel pada orang lain, ingin membunuh, ingin mencakar atau meangacak-acak lingkungannya.

Data objektif :

Pasien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang, melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang yang ada disekitarnya.

b. Perubahan sensori perceptual : halusinasi

Data subjektif :

Pasien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata, melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata, mencium bau tanpa stimulus, pasien merasa makan sesuatu, merasa ada sesuatu pada kuatnya, takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar, ingin memukul atau melempar barang-barang.

Data objektif :

Pasien berbicara dan tertawa sendiri, bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu, berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu, disorientasi.

c. Isolasi sosial : menarik diri

Data subjektif :

Pasien mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi, enggang berbicara dengan orang lain, malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perubahan sensori perseptual : halusinasi

2. Perubahan sensori perseptual : halusinasi berhubungan dengan menarik diri

F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perubahan sensori perseptual : halusinasi

Tujuan umum :

Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Tujuan khusus :

a) Pasien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :

- Salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak selanjut yang jelas (waktu, tempat, topik)

- Beri kesempatan perasaan

- Empati

- Ajak membicarakan hal-hal yang ada lingkungan

b) Pasien dapat ,mengenai halusinasinya

Tindakan :

- Kontak sering dan singkat

- Observasi tingkah laku yang terkait dengan halusinasi (verbal dan nonverbal)

- Bantu mengenai halusinasinya dengan menanyakan apakah ada suara yang didengar dan apa yang dikatakan oleh suara itu katakan bahwa perawat percaya pasien mendengar itu, tetapi perawat tidak katakan perawat akan membantu

- Diskusikan tentang situasi yang memunculkan halusinasi, waktu, frekuensi terjadinya serta apa yang dirasakan saat terjadi halusinasi

- Support untuk mengungkapkan perasaan saat terjadi halusinasi

c) Pasien dapat megontrol halusinasinya

Tindakan :

- Identifikasi bersama tentang cara tindakan jika terjadi halusinasi

- Diskusikan manfaat cara yang digunakan pasien dan cara baru untuk mengontrol halusinasinya

- Bantu memilih dan melatih cara memutus halusinasi : bicara dengan orang lain bila muncul halusinasi melakukan kegiatan, mengatakan pada suara tersebut “saya tidak mau dengar”.

- Tanyakan hasil upaya yang telah dipilih dan beri pujian jika berhasil

- Libatkan pasien dalam TAK stimulasi persepsi

d) Pasien dapat dukungan dari keluarga

Tindakan :

- Berikan pendidikan kesehatan pada pertemuan keluarga tentang gejala, cara, memutus halusinasi, cara merawat, informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat bantuan

- Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

e) Pasien dapat menggunakan obat dengan benar

Tindakan :

- Diskusikan tentang dosis, nama, frekuensi, dan efek samping minum obat

- Bantu, menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama, pasien, obat, dosis, cara dan waktu)

- Anjurkan membicarakan efek samping obat yang dirasakan

- Beri reinforcement positif pasien minum obat yang benar

2. Perubahan sensori perseptual : halusinasi berhubungan dengan menarik diri

Tujuan umum :

Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal

Tujuan khusus :

a) Pasien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :

- Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik

- Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

- Perkenalkan diri dengan sopan

- Tanyakan nama lengkap pasien dan nama panggilan yang disukai pasien

- Jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji

- Tunjukkan sikap empati dan menerima pasien apa adanya

- Beri perhatian kepada pasien dan perhatian kebutuhan dasar pasien

b) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Tindakan :

- Diskuksikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien

- Setiap bertemu pasien tindakan dari member penilaian negative

- Utamakan memberikan pujian yang realistik

c) Pasien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

tindakan :

- Rencanakan bersama pasien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan

- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

- Beri contoh cara melaksanakan kegiatan yang boleh pasien lakukan

d) Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya

Tindakan :

- Berikan pujian atas keberhasilan pasien

- Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah

e) Pasien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Tindakan :

- Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat pasien dengan halusinasi

- Bantu keluarga memberikan dukungan selama pasien dirawat

- Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah

E. DAFTAR PUSTAKA

Stuart BW, sundenn. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

LAPORAN PENDAHULUAN HALUSINASI

LAPORAN PENDAHULUAN

HALUSINASI

A. MASALAH UTAM A

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

B. Proses Terjadinya masalah

1. Pengertian dan tanda gejala

Halusinasi adalah gangguan persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan dimana terjadinya pada saat kesadaran individu itu penuh/baik (Stuart dan Suddenn, 1998).

Halusinasi adalah berhubungan dengan alat sensorik spesifik (sebagai contohnya halusinasi dengar, lihat, raba, cium dan kecap), yang harus diidentifikasi dengan jelas lama keadaan dan interprestasi kepentingan halusinasi adalah jelas (Dr. Wijaya Kusuma, 1997).

Tanda dan gejala :

a) Bicara, senyum dan tertawa sendiri

b) Menarik diri dan menghindar dari orang lain

c) Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata

d) Tidak dapat memusatkan perhatian

e) Curiga, bermusuhan, merusaK (diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya), takut

f) Ekspresi muka tegang mudah tersinggung

2. Penyebab masalah utama dan mekanisme

a) Faktor predisposisi

1) Biologis

Abnormalitas otak yang menyebabkan respons neurobiologist yang maladaptif yang baru mulai dipahami. Ini termasuk hal-hal berikut :

- Terdapat lesi pada area frontal, temporal dan limbic paling berhubungan dengan perilaku psikotik

- Beberapa kimia otak dikaitkan dengan skizoprenia. Hasil penelitian menunjukan hal-hal berikut :

(a) Dopamin neurotransmitter yang berlebihan

(b) Ketidakseimbangan antara dopamin dan neurotransmitter

(c) Masalah-masalah pada sistem ressptor dopamin

2) Psikologis

Pada teori psikodinamika untuk terjadinya respons neurobiologik yang maladaptif belum didukung oleh peneliti. Teori psikologik terdahulu menyalahkan keluarga sebagai penyebab gangguan halusinasi.

3) Sosio-kultural

Pada sosiokultural yang banyak menunjang terjadinya skizoprenia dan gangguan psikotik adalah stress yang menumpuk tetapi hal ini tidak menjadi penyebab utama gangguan.

b) Faktor presipitasi

1) Biologis

Stressor biologis yang berhubungan dengan respons neurobiologist yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur proses informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.

2) Stress lingkungan

Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi dengan stress lingkungan untuk menentukan terjadinya perilaku.

3) Pemicu gejala

Pemicu yang biasanya terdapat pada respons neurobiologist yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan perilaku individu.

c) Mekanisme koping

1) Adaptif

- Pemahaman terhadap pengaruh gangguan otak pada perilaku

- Kekuatan dapat meliputi seperti modal inteligensia atau kreativitas yang tinggi

- Dukungan keluarga

- Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman yang menakutkan berhubungan dengan respons neurobiologik termasuk :

(1) Regresi berhubungan dengan masalah proses informasi dan upaya untuk menanggulangi ansietas

(2) Proyeksi sebagai upaya untuk menjelaskan kerancuan persepsi

(3) Menarik diri

d) Rentang respon

Rentang respons neurobiologist

Respons adaptif respons maladaptif

Pikiran logis

pikiran kadang menyimpang

kelainan pikiran

Persepsi akurat

ilusi

Halusinasi

Emosi konsisten Dengan pengalaman

reaksi emosional berlebihan/kurang

Ketidakmampuan untuk mengalami emosi

Perilaku sesuai hubungan sosial

Perilaku ganjil atau tak lazim, menarik diri

Ketidakteraturan, isolasi sosial

3. Akibat dari masalah utama

Pasien yang mengalami perubahan persepsi sensori : halusinasi dapat beresiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungannya. Resiko mencederai merupakan suatu tindakan yang kemungkinan dapat melukai atau membahayakan diri, orang lain dan lingkungan.

Tanda dan gejala :

Memperlihatkan permusuhan, mendekati orang lain dengan ancaman, memberikan kata-kata ancaman dengan rencana melukai, menyentuh orang lain dengan cara yang menakutkan mempunyai rencana untuk melukai.

C. POHON MASALAH

Resiko Mencederai Diri, Orang Lain Dan Lingkungan

Perubahan Sensori Perceptual : Halusinasi

Isolasi Sosial : Menarik Diri

D. MASALAH KEPERAWATAN (DATA YANG PERLU DIKAJI)

1. Masalah keperawatan

a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

b. Perubahan sensori perseptual : halusinasi

c. Isolasi sosial : menarik diri

2. Data yang perlu dikaji

a. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Data subjektif :

Pasien mengatakan marah dan jengkel pada orang lain, ingin membunuh, ingin mencakar atau meangacak-acak lingkungannya.

Data objektif :

Pasien mengamuk, merusak dan melempar barang-barang, melakukan tindakan kekerasan pada orang-orang yang ada disekitarnya.

b. Perubahan sensori perceptual : halusinasi

Data subjektif :

Pasien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan stimulus nyata, melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata, mencium bau tanpa stimulus, pasien merasa makan sesuatu, merasa ada sesuatu pada kuatnya, takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar, ingin memukul atau melempar barang-barang.

Data objektif :

Pasien berbicara dan tertawa sendiri, bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu, berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu, disorientasi.

c. Isolasi sosial : menarik diri

Data subjektif :

Pasien mengungkapkan tidak berdaya dan tidak ingin hidup lagi, enggang berbicara dengan orang lain, malu bertemu dan berhadapan dengan orang lain.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perubahan sensori perseptual : halusinasi

2. Perubahan sensori perseptual : halusinasi berhubungan dengan menarik diri

F. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perubahan sensori perseptual : halusinasi

Tujuan umum :

Pasien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Tujuan khusus :

a) Pasien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :

- Salam terapeutik, perkenalkan diri, jelaskan tujuan, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak selanjut yang jelas (waktu, tempat, topik)

- Beri kesempatan perasaan

- Empati

- Ajak membicarakan hal-hal yang ada lingkungan

b) Pasien dapat ,mengenai halusinasinya

Tindakan :

- Kontak sering dan singkat

- Observasi tingkah laku yang terkait dengan halusinasi (verbal dan nonverbal)

- Bantu mengenai halusinasinya dengan menanyakan apakah ada suara yang didengar dan apa yang dikatakan oleh suara itu katakan bahwa perawat percaya pasien mendengar itu, tetapi perawat tidak katakan perawat akan membantu

- Diskusikan tentang situasi yang memunculkan halusinasi, waktu, frekuensi terjadinya serta apa yang dirasakan saat terjadi halusinasi

- Support untuk mengungkapkan perasaan saat terjadi halusinasi

c) Pasien dapat megontrol halusinasinya

Tindakan :

- Identifikasi bersama tentang cara tindakan jika terjadi halusinasi

- Diskusikan manfaat cara yang digunakan pasien dan cara baru untuk mengontrol halusinasinya

- Bantu memilih dan melatih cara memutus halusinasi : bicara dengan orang lain bila muncul halusinasi melakukan kegiatan, mengatakan pada suara tersebut “saya tidak mau dengar”.

- Tanyakan hasil upaya yang telah dipilih dan beri pujian jika berhasil

- Libatkan pasien dalam TAK stimulasi persepsi

d) Pasien dapat dukungan dari keluarga

Tindakan :

- Berikan pendidikan kesehatan pada pertemuan keluarga tentang gejala, cara, memutus halusinasi, cara merawat, informasi waktu follow up atau kapan perlu mendapat bantuan

- Beri reinforcement positif atas keterlibatan keluarga

e) Pasien dapat menggunakan obat dengan benar

Tindakan :

- Diskusikan tentang dosis, nama, frekuensi, dan efek samping minum obat

- Bantu, menggunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama, pasien, obat, dosis, cara dan waktu)

- Anjurkan membicarakan efek samping obat yang dirasakan

- Beri reinforcement positif pasien minum obat yang benar

2. Perubahan sensori perseptual : halusinasi berhubungan dengan menarik diri

Tujuan umum :

Pasien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal

Tujuan khusus :

a) Pasien dapat membina hubungan saling percaya

Tindakan :

- Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik

- Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun non verbal

- Perkenalkan diri dengan sopan

- Tanyakan nama lengkap pasien dan nama panggilan yang disukai pasien

- Jelaskan tujuan pertemuan, jujur dan menepati janji

- Tunjukkan sikap empati dan menerima pasien apa adanya

- Beri perhatian kepada pasien dan perhatian kebutuhan dasar pasien

b) Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

Tindakan :

- Diskuksikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien

- Setiap bertemu pasien tindakan dari member penilaian negative

- Utamakan memberikan pujian yang realistik

c) Pasien dapat (menetapkan) merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

tindakan :

- Rencanakan bersama pasien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai kemampuan

- Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi klien

- Beri contoh cara melaksanakan kegiatan yang boleh pasien lakukan

d) Pasien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dan kemampuannya

Tindakan :

- Berikan pujian atas keberhasilan pasien

- Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah

e) Pasien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada

Tindakan :

- Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat pasien dengan halusinasi

- Bantu keluarga memberikan dukungan selama pasien dirawat

- Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah

E. DAFTAR PUSTAKA

Stuart BW, sundenn. 1995. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.